Cerita Misteri

Rumah kos kami yang pada awalnya gelap tenang dan tidak pernah ada aneh sebelumnya menjadi terasa lebih menyeramkan sedikit, rumah kos kami mempunya 4 lantai, lantai pertama merupakan parkiran yang di gunakan untuk memarkir sepeda motor milik penghuni kos. Lantai ke2 dan ketiga merupakan ruang kamar penghuni kost dan lantai ke 4 merupakan tempat yang hanya digunakan untuk mencuci, dan menjemur pakaian.

Bandar Poker Online - Aku yang tinggal dilantai 3 bersebelahan dengan Maria, setiap harinya Maria akan membakar dupa seperti layaknya orang tua di kampungku. Aku yang sudah lama merantau ke kota hampir tidak pernah mencium aroma dupa kecuali ketika pulang kerumah orangtuaku.

Aku pun jarang keluar dari kamarku setelah pulang kerja sehingga aku pun tidak begitu mengenal dekat penghuni lainnya apalagi Maria yang baru saja datang. Sampai suatu hari ketika aku yang ingin mencuci baju di lantai atas, kulihat Maria yang membakar dupa dan kertas sembahyang, kulihat dirinya sedang menyusun peralatan sembahyangnya sambil berbicara namun tak seorang pun kulihat berada di dekatnya. aku pun turun dan tidak jadi mencuci baju karena merinding melihat kelakuannya.

Agen Judi Online - Aku pun tidak ambil pusing tentang hal itu, namun suatu hari aku, ketika liburan semua orang pulang ke kampung halaman masing-masing aku dan beberapa teman kos lainnya termasuk Maria tidak pulang kampung. Dan ntah apa yang terjadi tiba-tiba kudengar seseorang menangis, kejadian itu membuatku semakin penasaraan ketika tangisan tersebut terdengar makin keras.

Bergegas membuka pintu dan mengetuk pintu kamar Maria karena khawatir terjadi sesuatu padanya, namun ketika dia membuka pintu kulihat dirinya baik-baik saja. Aku pun heran dan bertanya padanya apakah sesuatu terjadi padanya, seolah sudah mengetahui kalau aku merasakan hal aneh tentangnya, dia pun menyuruhku masuk dan mengunci pintu kamarnya.

Bandar Judi Online - Kulihat dikamarnya terdapat berbagai aksesoris yang berhubungan dengan agama seperti patung dewa, tulisan bergaya china seperti mantra mantra, melihat diriku yang seolah terkejut dia pun menanyakan alasan aku mengetuk pintu kamarnya dengan muka khawatir, aku pun mengatakan bahwa aku mendengar seseorang menangis dan ku pikir dialah yang menangis namun alangkah terkejutnya aku ketika kulihat dy  baik-baik saja tidak seperti orang yang sedang menangis.

Dia lalu menceritakan padaku kalau tagisan yang dia dengar tadi bukanlah tangisan manusia pada umumnya, tangisan tadi merupakan tangisan makhluk penghuni rumah yang tak kasat mata. aku yang heran kemudian mengatakan bahwa sejak tinggal disini baru pertama kali mendengar tagisan seperti itu.

Maria yang mengatakan bahwa tidak setiap orang bisa merasakan dan mendengar apalagi melihat makhluk seperti mereka, namun lain hal dengannya, dirinya yang mempunyai indra ke enam yang sejak kecil sudah bisa merasakan dan melihat makhluk tersebut sudah terbiasa.

Dia pun mengungkit ketika beberapa hari yang lalu aku yang bertemu dengannya di lantai atas pasti merasa aneh ketika melihat dirinya seperti berbicara pada seseorang namun tak melihat lawan bicara tersebut sehingga merasa takut dan langsung turun. Dia menceritakan bahwa dupa yang dia bakar akan membuat makhluk tak kasat mata menjadi kesakitan. dan makhluk tersebutlah yang memintanya untuk tidak membakar dupa lagi.

Maria yang menjelaskan dia telah lama terbiasa dengan membakar dupa dan berdoa untuk menenangkan diri. Sebelum dirinya datang makhluk-makhluk penghuni di tempat ini merasa tenang namun sejak kedatangannya penghuni disini harus menderita ketika dia berdoa dan membakar dupa. Penghuni dirumah kos ini merasa terganggu dengan kehadirannya.

Namun penghuni seperti kata Maria bahwa penghuni disini tidaklah jahat namun jika kita terus membiarkan makhluk tak kasat mata tersebut berada disekitar kita tanpa berdoa maka di percaya energi positif tubuh kita akan terserap oleh makhluk tak kasat mata tersebut, sejak itu pun aku menjadi taat berdoa dan membakar dupa seperti yang dikatakan Maria.