Selasa, 10 Mei 2016
Kakek Penunggu Kursi Goyang
 |
| Kursi Goyang Berpenghuni |
Agen Poker Online - Sebut saja namaku Lidya, cerita ini suatu cerita yang ku alami saat aku berumur 10 tahun. suatu ketika disebuah desa kecil,wonogiri, aceh selatan.desa yang cukup rame. Namun kejadian yang ku alami terjadi dimalam hari
Bandar Poker Online - Berawal pada malam hari ketika aku bilang pada ibu kalau ingin makan sate padang yang biasanya lewat, namun setelah ditunggu-tunggu tapi tukang sate tersebut tidak kunjung lewat. Aku pon berinisiatif untuk pergi melihat apakah sang abang tukang sate nongkrong di salah satu tempat di kampung ini. Aku pon menaiki sepeda menuju lorong-lorong dan benar saja ternyata tukang sate itu nongkrong di lorong D.
Agen Judi Online - "Bang kok ga lewat lorong C?" tanyaku pada tukang sate itu. "blom nich neng, tadi rame banget" jawab abang itu sambil membuatkan pesananku. aku pun duduk di tempat duduk semen dibelakang abang sate dekat dengan seorang kakek yang sedang duduk dikursi goyangnya.
Bandar Judi Online - Beberapa saat kemudian kakek itu beratanya perihal keluargaku seperti nama orang tuaku dan tinggal dimana aku, perbincangan ternyata terputus gara-gara abang tersebut mengabarkan kalau pesananku telah selesai, aku pon membayarnya lalu pulang.
Setelah aku sampai di rumah aku pon langsung makan sambil menceritakan kepada ibuku tentang kakek tadi, mendadak ibuku terkejut mendengar ceritaku, beliau pun bertanya "Kakek yang mana?" "itu loh yang dilorong D yang rumahnya paling ujung dan kakek itu duduk di lorong D" jawabku santai.lalu ibu menasehati agar tidak pergi ke ujung jalan itu lagi ketika larut malam dengan antusias aku pun bertanya "kenapa ?" "kakek itu kan suda meninggal" jawaban ibuku membuatku terpelongok.
Merinding bulu kuduk mendengar hal itu. Sejak saat itu aku pon tidak pernah lagi mau melewati jalan itu baik malam maupon siang hari.
Bandar Poker Online - Berawal pada malam hari ketika aku bilang pada ibu kalau ingin makan sate padang yang biasanya lewat, namun setelah ditunggu-tunggu tapi tukang sate tersebut tidak kunjung lewat. Aku pon berinisiatif untuk pergi melihat apakah sang abang tukang sate nongkrong di salah satu tempat di kampung ini. Aku pon menaiki sepeda menuju lorong-lorong dan benar saja ternyata tukang sate itu nongkrong di lorong D.
Agen Judi Online - "Bang kok ga lewat lorong C?" tanyaku pada tukang sate itu. "blom nich neng, tadi rame banget" jawab abang itu sambil membuatkan pesananku. aku pun duduk di tempat duduk semen dibelakang abang sate dekat dengan seorang kakek yang sedang duduk dikursi goyangnya.
Bandar Judi Online - Beberapa saat kemudian kakek itu beratanya perihal keluargaku seperti nama orang tuaku dan tinggal dimana aku, perbincangan ternyata terputus gara-gara abang tersebut mengabarkan kalau pesananku telah selesai, aku pon membayarnya lalu pulang.
Setelah aku sampai di rumah aku pon langsung makan sambil menceritakan kepada ibuku tentang kakek tadi, mendadak ibuku terkejut mendengar ceritaku, beliau pun bertanya "Kakek yang mana?" "itu loh yang dilorong D yang rumahnya paling ujung dan kakek itu duduk di lorong D" jawabku santai.lalu ibu menasehati agar tidak pergi ke ujung jalan itu lagi ketika larut malam dengan antusias aku pun bertanya "kenapa ?" "kakek itu kan suda meninggal" jawaban ibuku membuatku terpelongok.
Merinding bulu kuduk mendengar hal itu. Sejak saat itu aku pon tidak pernah lagi mau melewati jalan itu baik malam maupon siang hari.
